Kesadaran produsen untuk bikin produk halal untuk customer muslim, mulai berkembang di Indonesia. Produk halal, nyatanya tidak cuma jadi tren untuk produk makanan, obat, kosmetik, kain serta kaos kaki saja. Bahkan juga, produsen cat asal lokal asal Bandung PT Rajawali Hiyoto yang mempunyai merk cat Maritex, telah kantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia untuk produknya.

Kemungkinan terbesit pertanyaan, cat tembok? Mengapa harus halal? Pertanyaan itu lumrah ada pada pemikiran kebanyakan orang. Sebab, umumnya produk yang disertifikasi halal sama dengan produk yang dikonsumsi, diminum atau dipakai. Sesaat cat, cuma dipakai untuk dinding saja.

Memang, mungkin dengan tidak langsung kita jarang menggenggam cat tembok. Tetapi, kita janganlah lupa masjid juga memakai cat tembok. Bagaimana jika nyatanya, cat tembok masjid kita ada kandungan yang tidak halalnya? Tanpa agunan halal dari MUI, siapa yang akan jamin jika cat yang melekat di dalam rumah kita atau di masjid betul-betul terlepas berbahan haram?

Menurut Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, PT Rajawali Hiyoto awalannya jadi produsen cat menanyakan mengenai butuh tidaknya produk cat disertifikasi. Lalu, MUI mengolah sertifikasi ini.

"Ini sifatnya kan suka-rela proses sertifikasi halalnya. Nah PT Rajawali ini proaktif mengagumkan. Jarang ada perusahaan cat yag proaktif. Saya respek kerena mereka kerjakan suatu yang tidak populis," tuturnya.

Lukman memandang, cat harus disertifikasi halal sebab bersentuhan langsung dengan beribadah. Cat juga, bersentuhan dengan masjid. "Jika masjid di cat pakai bahan memiliki kandungan najis, ibadahnya bagaimana," tuturnya.

Lukman menjelaskan, untuk keluarkan sertifikasi halal pada produk cat ini, pihaknya harus mempelajari kandungan catnya. Nyatanya, cat berbahan memiliki kandungan pigmen, binder (resin), solvent, serta additive.

"Nah, bindernya ini dapat memiliki kandungan gelatin. Kan gelatin ada yang datang dari babi," tuturnya.

Menurut Lukman, MUI mengecek semua beberapa bahan pembuat cat yang dapat memiliki kandungan gelatin. "Nah ini lah yang kami sertifikasi. Produk Maritex ini aman semua berbahan halal," tuturnya.

Menurut Merek Image Maritex, Yusup Aristiana, perusahaannya, perusahaanya ingin menyukseskan program pemerintah untuk memberi produk halal buat semua warga. Di lain sisi, perusahannya juga lihat kesempatan usaha dari produk halal itu. Sebab, warga Indonesia sebagian besar muslim.

"Kesadaran warga akan produk halal telah tumbuh. Dengan lihat kesempatan ini, kami mengharap kesetiaan dari customer untuk memakai produk halal kami," tuturnya.

Tujuan pasar produknya ini, menurut Yusup, kelas menengah ke bawah. Tetapi, perusahaannya selalu meningkatkan produk cat halalnya ini supaya pasarnya makin luas. Jadi, tidak cuma akan berhenti di merk maritex. Step seterusnya, akan ada program yang lain.

Yusup menerangkan, adanya produk cat halal ini, perusahannya membidik perkembangan usaha minimum 20 %. Dia optimis, tujuan ini dapat terwujud adanya sertifikat halal dari MUI. Sebab, warga muslim akan rasakan lebih aman.

Untuk menyosialisasikan produk cat halalnya, menurut Yusup, perusahaannya bersafari dari masjid ke masjid. Khususnya, masjid yang ada di ruang permukiman.

"Kan jika masjid yang berada di permukiman targetnya jelas jamaah yang tetap teratur hadir ke masjid," tuturnya.

Dalam tempat yang sama, Compliance Committee Head PT Rajawali Hiyoto, Wahyu Murbandono menjelaskan, untuk mendapatkan sertifikasi halal, perusahaannya harus berusaha lebih dari setahun. Walau sebenarnya, semula dia meramalkan proses itu cuma memerlukan waktu beberapa waktu saja.

"Perjuangannya row materialnya harus betul-betul bahan baku halal. Kami juga harus mendekati beberapa ratus suplayer," tuturnya.

Wahyu menjelaskan, perusahaannya menyertifikasi halal produk cat nya bukan sebab ada gugatan dari customer. Tetapi, murni ide dari perusahaannya. Sebab, ingin memberi produk paling baik buat customer.

"Kami memiliki komitmen tidak cuma bahan baku saja yang halal. Tetapi, cat kami juga bahan-bahannya tidak mencederai lingkungan," tuturnya.